Skip to main content

The urban mama - Money management


"If a person gets his attitude toward money straight, it will help straighten out almost every other area in his life."

Bulan pertama kami menikah, kami belum belajar untuk memanage uang dengan baik. Yang namanya gaji abis gak jelas. Beli barang-barang yang sebenernya gak butuh butuh amat, cuman lucu aja kalau bisa menuhin dapur. Namanya juga euforia jadi ibu-ibu baru. :p

Hingga akhirnya di akhir bulan kita mulai evaluasi sambil rebahan di sofa depan TV. Kok duit abis gak jelas? Ko tadinya ada X rupiah tinggal Y rupiah? Ko gak cukup? Ko kurang!? Ko gak punya tabungan??

First World Problem dimulai.

Untuk mba-mba dan mas-mas di luar sana, yang baru menikah atau mau menikah, saya cuman mau share aja bagaimana kami mengelola uang kami. Semoga membantu ya! :)

Pertama, kami rinci apa aja pengeluaran kami dengan membaginya menjadi 5 main item.

1. Pengeluaran Sehari-hari
2. Cicilan Aset
3. Tabungan / Asuransi
4. Sedekah
5. Hiburan

Untuk point 2,3,dan 4 dia yang atur. Point 1 dan 5 saya yang pegang. Setelah mendapatkan gaji, cepet-cepet kami pergi ke ATM untuk "menyelamatkan" uang kami dari nafsu angkara murka dunia. Memindahkan pengeluaran 2,3,dan 4 ke ATM lainnya. Setelah uang kami diselamatkan ke point 2,3,dan 4, hidup kami menjadi lebih tenang.

Ok, mari mulai habiskan gaji :D

Lalu pertanyaannya, Apakah konsep seperti ini berhasil? Not that 100%, but it helps much. Butuh yang namanya KOMITMEN. Komitmen untuk memakai uang yang memang dari pos nya. Kadang masih belum disiplin, tapi kami terus belajar bos.

Sebagai Person In Charge untuk pengeluaran nomor 1, biasanya saya mem-budget kan uang belanja sebesar X rupiah setiap bulannya. Membaginya menjadi beberapa post. Bisa dilihat amplop pos pengeluaran sehari-hari di gambar atas. Setiap saya ke pasar atau supermarket, saya akan membelanjakan uang saya dari post uang makan. Gak boleh ngambil dari post listrik atau pulsa, karena itu bakal mengacaukan money management yang udah di komitment kan di awal. Kadang kalau saya bayar belanjaan di giant, selalu ada satu atau dua orang yang melirik amplop pos pengeluaran yang saya buat itu. Aneh kali ya. Haha

Tapi percaya deh, dengan membaginya jadi beberapa pos bikin uang jadi jelas keluar kemana aja. Pun uang pegangan kita habis di akhir akhir bulan nantinya, uang makan sudah terselamatkan. Got it?

Satu lagi tips penting, kalau mau beli bahan makanan bikin list masakan apa yang mau dibuat. Apa bahannya apa bumbunya. Kalau bisa bikin masakan yang bisa diolah dari satu bahan. Dengan begitu ketika kita ke pasar/ supermarket, kita tau mana yang akan di beli. Ini penting: TAU APA YANG MAU DIBELI benar benar membantu untuk menghindari pembelian barang-barang yang tidak perlu.

Pengeluaran sehari-hari memang penjahat utama kenapa uang selalu habis gak jelas. Kita gak pernah ngeh bahwa pengeluaran inilah yang kadang misterius keluar kemana aja. Mangkanya harus ada budget tersendiri berapa uang yang akan kita keluarkan khusus untuk pengeluaran sehari-hari. If you can manage it, you will save all month long.

Please pay attention untuk hal ini. Sebagai urban mama, jangan kaget kalau akan ada pengeluaran tak terduga yang menciptakan perang dunia ketiga.

Seperti.....

"Bang, kayaknya ada yang aneh ama mobil kita."

"Ga ada." Katanya dengan muka datar

Saya mulai mengamati sekitar. Memikirkan apa yang berubah.

Hingga akhirnya....

"ABANG GANTI JOK??"

"Jadi gini dek..."

Mulai lah dia berdelusional dan mencari seribu alasan. Hingga akhirnya sang nyonya menemukan tagihan Auto2000 jutaan rupiah.

Sungguh pengeluaran tak terduga. -_____-

***

Seni mengelola uang memang susah susah susah gampang nya dikit. Jujur, saya masih banyak gagalnya. Tapi gak apa-apa, namanya juga baru belajar kan?


Welcome to the club, mailida....


Regards,
Mailida April 2014




Comments

  1. Ayo belajar sama ibu-ibu sejati Lid, *sambilnyodorintangan*

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Trip to Ujung Genteng

Tanggal 25, 26, 27 Januari kemaren, saya dan segerombolan anak kelas beserta beberapa pacar-pacar nya liburan ke Ujung Genteng. Asik bangeeettt!!!! \:D/ Whoaa akhirnyaaa kita berangkat juga. Kalau inget perjuangan H-3 sebelum keberangkatan, beuuh jangar. Migren kepala guee. Emang bener nih kata pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Sebelum keberangkatan, adaaa aja hambatannya. Mulai dari mobil yang kurang, kuota overload, gak nemu penginapan murah, nyampe kekhawatiran tentang cuaca yang lagi gak baguus. Perjalanan ke ujung genteng ini cuma ngabisin duit 115.000 per orang loh. Murah tapi bukan trip murahan. Haha. Jadi sebelum berangkat, saya kumpulin iuran wajib kami sebesar 115.000 per orang. Jadi buat pembayaran bensin, makan, dan penginapan, tinggal ambil dari uang kas yang disimpin di saya. Kita berangkat dengan 3 mobil. Mobil ijal, mobil ranti, dan mobil adri. Yang ikut ada 23 orang (saya,ranti,suhe, ica,oci, adi,adri,awal,opik,janu,ita,ijal,puji,ham...

Flashback

If you carry your childhood with you, you never become older Tom Stoppard Udah lama banget deh pengen nulis tentang masa SD saya di SALMAN, tapi selalu aja gak sempet dan gak ada waktu. Males sih sebenernya. Hahaha . Mangkanya mumpung gak males, saya pengen cerita deh Masa SD saya yang super menyena ngkan. And the story begin..... EX-CALIBUR Dulu pas zaman SD saya punya dua geng. Geng pertama namanya excalibur, anggotanya Saya, Putri , Kania , Hamdan , Bajay , Rian . Sayangnya kita bukan geng anak manis. Yah bisa dibilang partner in crime lah. Kita punya markas di bawah bunga bougenvil di deket pintu masuk sekolah. Gila ya how small nya kita dulu ampe cukup duduk ber 6 di bawah ta naman bougenvil. Disana kita sering rapat. Dan kalian tau apa yang kita rapatin? Ini nih topik rapat kita. " Dimana lagi ya markas kita selanjutnya? " Setelah mendapatkan conclusion dari rapat tersebut, akhirnya kita pindah markas. Setelah markas baru sudah di tentukan, kita rapat lagi un...

Silencioso

Aku merasa canggung. Ku sibukkan diriku mencari kertas dan alat tulis yang berada di dalam tas. Berkali-kali aku bersandiwara menyeruput minuman kaleng yang sebenarnya sudah habis ku minum. Aku berpura-pura sibuk. Membuat berbagai coretan di atas kertas dengan pena. Tak jelas apa yang ku tulis, aku hanya sedang menunggu lelaki di depan ku ini mengutarakan sesuatu. Ku lihat dia sibuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Entah apa yang diambilnya, aku mencoba memperhatikan secara seksama. Wanita di depan ku tampak sedang kehausan, berkali-kali aku melihatnya menyeruput minuman kaleng yang tak kunjung habis. Sekarang dia sedang menuliskan sesuatu. Aku ingin bicara, tapi aku malu. Biarlah dia yang memulai pembicaraan. Satu per satu daun mulai berguguran sebagai pertanda kesunyian. Suara bising di sekitar tak mereka hiraukan. Lelaki dan perempuan ini masih terdiam. Saling mencuri pandang bergantian tak berani saling menatap. Lebih baik aku yang memulai...