Skip to main content

#3 Kedai Buku Kemung

Doodling Kemung

Untuk semua orang yang mendapatkan selembar kertas ini, perkenalkan....

"Nama ku kemung. Singkatan dari kecil mungil. Aku berada di tempat terpencil di Kota Bandung. Jika kau ingin menemukan tempat ini, kau hanya tinggal mengikuti kata hati mu dan kau akan menemukan ku. Aku sengaja tak mencantumkan alamat yang jelas. Karena jika memang kita berjodoh, akan ada jalan untuk kau menemukan aku "

Kemung berada di sebuah daerah dimana tidak banyak keramaian, sunyi, dan menenangkan. Tidak ada mobil berseliweran, tidak ada debu polusi, tidak ada perkumpulan kaum urban yang berdandan kekinian, tidak ada kemewahan. Sederhana. Rumah tingkat dua dengan halaman yang cukup luas ini dikelilingi banyak sekali tanaman bunga dan rumput hijau. Hanya pagar kayu dengan daun yang merambat lah yang melindungi rumah ini. Tak ada barang-barang mahal, namun banyak kenangan yang tidak bisa dibayar dengan uang.

Suara burung yang berkicau, kepakan sayap capung dan kupu-kupu, serta gemericik air mancur. Kau bisa merasakannya disini. Sebuah tempat dimana kamu bisa membiarkan khayalan mu meliar. Yang kau lakukan hanya tinggal berdiam diri, men-charge energi, duduk, membaca buku, mendengarkan musik, merasakan angin yang meniup, dan menghangatkan badan mu dengan satu cangkir teh melati hangat.

Kemung dikelilingi dengan tembok berbata warna putih bergaya hippies yang di tambah dengan aksen kayu dan barang-barang klasik yang berada di dalamnya. Kau akan merasa damai disini. Lantainya berwarna abu-abu. Terbuat dari pualam. Banyak sekali piringan hitam dan figura para artis 80an yang tertempel disana. Tak sedikit juga tulisan-tulisan filosofis yang di bingkai dalam sebuah figura. Hanya untuk mengingatkan mu makna dari setiap hal kecil di kehidupan.

Di dalamnya terdapat kursi kursi yang terbuat dari besi yang sudah berkarat. Di atas kursi itu terdapat sebuah bantal kecil terbuat dari busa yang ditutupi oleh potongan-potongan kain perca yang dijahit sendiri. Ada juga kursi panjang yang terbuat dari rotan yang dihiasi sulur-sulur daun palsu yang menjalar. Sebuah kursi dan meja sengaja di sudutkan di dekat jendela yang cukup besar yang menghadap ke luar. Jika hujan datang, kaca tersebut akan tertutupi embun. Kau bisa membuat gambar-gambar atau sekedar menuliskan nama mu dan kekasih mu di atas kaca yang berembun.

Diatas pintu ditaruh sebuah lonceng yang akan bergemerincing jika tertiup angin. Ada sebuah sudut di kedai buku kemung dimana terdapat pecahan pecahan kaca yang di tempel acak membentuk sebuah tulisan b-o-o-k. Beberapa kursi goyang ditaruh tak beratur di dalam ruangan tersebut. Dekorasi nya cenderung berwarna putih, abu, dan coklat. Hanya ada satu barang yang berwarna mencolok. Sebuah sofa merah di tempat kasir. Itu tempat duduk pegawai ku yang bisu. Bisu? Tenang saja, dia memiliki cara yang unik untuk melayani mu. :)

Itu lantai satu,

Di lantai dua adalah tempat aku dan alia tinggal. Tak boleh ada pengunjung yang kesana. Sebuah ruangan yang dibatasi dengan sekat sehingga terbagi menjadi dua. Kamar untuk aku, dan dia. Tak jauh beda dengan dekorasi di bawah, namun disini tak banyak buku. Di kamar ku dan alia terdapat sebuah jendela kayu besar yang bisa dibuka. Jika jendela itu tertutup dan dilihat dari luar, bentuknya seperti buku yang terbuka. Sayap kanan jendela ada di kamar ku, sayap kiri jendela ada dikamar alia. Untuk bisa naik keatas, aku harus mendaki tangga yang undakannya ditempeli buku-buku tebal yang sudah tak terpakai.

Tempat yang paling aku suka ada di luar. Sebuah rumah pohon di halaman belakang dimana terdapat bantal empuk dan karpet tebal yang membuat ku bisa tiduran sepanjang siang di atas sana. Jika malam datang, lampu-lampu natal diatas rumah pohon tersebut aku nyalakan. Aku sering melihat kunang-kunang mengelilingi lampu lampion yang aku gantung di setiap pohon.

Pengunjung bisa piknik sambil membaca buku disini. Aku sediakan sebuah karpet piknik bermotif kotak-kotak berwarna pink putih yang dilengkapi dengan keranjang berisikan makanan seperti sandwich dan air jeruk. Kau juga bisa membaca diatas ayunan tua yang sudah kuperbaiki.

Oke,ini rumah ku. Aku hanya ingin berbagi kemung kepada kalian semua..

Cepat temukan aku dan selamat berkunjung! :)

Ps. Oh iya, rumah ini pemberian ayah ku. Semacam warisan. Terimakasih, ayah!

Sadira.

Pemilik Kedai Buku Kemung

#DeskripsiLatarCeritaNovel #BrosurKedaiBukuKemung #HanyaFiktikBelaka #TheBook

Mailida, Maret 2012

Comments

Popular posts from this blog

Mengatur Belanja Seminggu

Selama saya menikah, pengeluaran yang gak kekontrol itu pengeluaran makan. Awalnya, sebelum bikin meal preparation setiap minggunya, yang saya lakukan adalah belanja ke pasar setiap hari pulang kantor ((( setiap hari )))).  Dan itu boros banget. Mana sisa makanan pada kebuang karena busuk. Belum lagi sayur yang gampang layu dan gak bisa diolah. Yah.....namanya juga learning by doing ya. Akhirnya saya nemu cara belanja yang jauh lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Namanya meal preparation . Dilakukan seminggu sekali dan disimpan dengan baik ke dalam storage box. Sekarang jadwal wajib saya setiap minggu pagi adalah ke pasar tradisional atau pasar modern diantar abang. Beli sayur dan lauk untuk keperluan seminggu ke depan. Dan tau gak sih, ternyata kalau kita well planned, pengeluaran makanan bisa sangat efisien. Manfaat yang saya dapet itu,  Bahan makanan pas habis dalam seminggu hampir tanpa sisa yang kebuang Hemat waktu dan hemat energi Pengeluaran makan gak boros Lebih

Pesan Moral Manusia ½ salmon

Beberapa menit yang lalu saya baru aja selesai baca buku nya raditya dika yang baru yang judulnya manusia setengah salmon. Awalnya agak sinis ama isi buku ini. Saya pikir, “Ah paling buku humor guyonan biasa aja. Ala raditya dika aja lah gimana. Lumayan lah buat cekakak cekikik. Itung-itung hiburan.” Saya pun sempet nyesel sebelum membaca buku itu secara keseluruhan. Tau gitu beli buku lain yang lebih bermutu. Yang lebih berat. Yang kontennya ‘lebih pintar’. Pikir saya. Ibu saya pun sempet nanya pas saya mau bayar ke kasir. “ Jadinya beli buku itu? Ngasih manfaat gak?” Di dalem hati saya menjawab. Let me see. Setelah beberapa hari buku itu terbengkalai, akhirnya saya baca juga ampe selesai. Emang sih banyak banget cerita yang bikin saya cekakak cekikik ampe ketawa-ketawa sendiri. Ok, it’s so raditya dika. Saya gak kaget. Hingga akhirnya saya berada di chapter terakhir buku ini. Chapter yang bikin saya mengemukakan pertanyaan monolog di otak saya. Is that you, raditya dika

Bahagia & Dian Sastrowardoyo

Apa itu bahagia? Semua orang menginginkannya. Hari ini saya mendapatkan sebuah pelajaran lagi tentang apa itu bahagia. *** Sebuah wawancara, Hitam Putih – Dian Sastrowardoyo “ Aku itu ambisius banget. Aku itu banyak mau. Tapi ternyata aku baru sadar dunia ini lebih enteng kalau kita gak terlalu ambisius-ambisius amat. Karena I have everything that I want to ternyata.” Waktu hamil, karirnya sedang berada di puncak. Awalnya agak menyalahkan kehamilan ini, tapi setelah syaelendra lahir dia bahagia sekali. Jika dirunut kebelakang, Dian adalah seorang yang ambisius dari kecil. Menurutnya, definisi ambisius adalah focus dan determine banget untuk mencapai apa yang dia mau. Dari umur 10 tahun dia sudah ingin sekolah di luar negeri more than anything in the world. Di umur segitu dia melakukan riset bagaimana caranya mendapatkan uang banyak agar bisa membiayai sekolahnya di luar negeri. Ternyata menjadi artis adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang banyak karena ibunya