Skip to main content

Hello, Stranger!


Mr. Ramirez, my mother taught me never to talk to strangers. 
If you never talk to strangers, you'll never meet anyone new. 

Never Talk To Stranger Movie

Hari ini saya dipertemukan dengan tiga backpacker yang berasal dari Jerman. Semuanya perempuan. Salah satunya bernama Anna, yang dua lagi namanya terlalu asing di telinga saya. Mereka seperti mengucapkan bahasa swahili. Jambo koza ski kadhi. Haha. Jadi, hanya nama Anna yang saya ingat. Anna wanita poni berambut pirang dengan potongan pendek setelinga. Dua temannya berambut panjang. Yang satu diikat kebelakang yang satu lagi diurai panjang. Mereka bertiga membawa carrier yang sangat besar. Saya bertemu mereka di angkot Sarijadi- Ciroyom. Mereka mencegat angkot di daerah sukajadi.

"Terminal ciheum?" mereka bertanya. Supir angkot mengangguk dan mengangkut mereka.

Saya yang berada di bangku depan sedikit bingung, kok mereka naik angkot ini? Seharusnya mereka naik angkot ke arah ledeng lalu turun di daerah setiabudi, nyebrang dan naik angkot caheum ledeng. Ternyata supir angkot nurunin mereka di Karang Setra yang hanya beberapa meter dari tempat mereka naik dan nyuruh mereka naik angkot lagi ke arah ledeng. Yeee gimana sih mang. Lalu ketika mereka turun, saya ikut turun dan menyapa mereka.

"Hey! Do you wanna go to Cicaheum?" Mereka mengangguk.
" I wanna go there too. Follow me, ok?" Mereka terlihat senang.

Lalu merekapun mengeluarkan uang 5000 rupiah dan bertanya kepada saya berapa uang yang harus mereka bayar. "One thousand. Just One thousand." Saya bilang. Ketika uang itu diberikan kepada supir angkot sarijadi ciroyom, saya memintanya untuk mengembalikan kepada mereka dua ribu rupiah. Tapi supir angkot itu menggeleng seakan mengatakan "Yaudah neng, bule ini. Banyak duit. Ga usah dikembaliin." Oh Tuhan, bukan begitu caranya mencari uang pak. :( Rasanya pengen bilang "He cheated on you" ke ketiga bule ini. Tapi sama aja kaya saya menjelekkan tabiat negeri sendiri. Huft, no hope.

Daripada harus naik angkot lagi,saya membawa mereka jalan kaki menuju angkot cicaheum ledeng melewati sushi tei. Lebih cepat.

"Where are you come from, An?" 
"I come from &^#$%&" Dia mengatakan sebuah kota di Jerman yang terdengar seperti sabuk. Karena penasaran akhirnya tadi saya searching di wikipedia kota-kota yang ada di Jerman. Mungkin maksud mereka Saarburg kali ya. 

Mereka sudah berada di Indonesia hampir 3 minggu. Mereka berencana untuk pergi ke Garut, Pangandaran, Yogyakarta, dan Bali. Salah satu dari mereka menenteng sebuah buku berwarna orange. 

"You bring travel guide book?" Mereka mengangguk dan menunjukkannya pada saya. Mereka bertanya dimana rumah saya lalu mencarinya di dalam map buku itu.

"We here, right?" Katanya menunjukkan Jl. Sukajadi. "So now, where is yours?" Saya mencari Jl. Sarijadi tapi tidak menemukannya. "Too bad. There isn't my area in map." Mereka tertawa. Ann bilang disini panas sekali. Sementara saya kedinginan. 

Seperti kebanyakan orang Indonesia yang melihat orang asing, di jalan orang-orang meneriaki mereka. "Hello, Hello,What is your name, hello?" ucap mereka dengan logat sunda. Haha.

Lalu kami naik angkot caheum-ledeng. Saya mengajarkan mereka mengatakan caheum. Tapi mereka terus saja bilang ciheum. Haha. Saya bilang ke mereka sebenarnya saya tidak pergi ke cicaheum. Saya hanya naik angkot yang sama dengan mereka dan harus turun di McD setiabudi.

"Ok, no problem. Can you tell him to stop us in Ciheum?" Saya menganggukAkhirnya saya turun dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka.

"Take care, i have told him to drop you all in Caheum. Bye!" Saya melambaikan tangan.

Sebenarnya saya tidak pergi ke cicaheum. Saya juga tidak mau ke McD Setiabudi. Saya hanya ingin bicara dengan mereka dan mengaktifkan bahasa inggris saya. Hahahahahahahahaha. Shame on me. LOLOLOL!

But, that was quite fun! :)))))))))) 
Jika kalian bertemu orang asing dari negeri lain, perlakukan mereka dengan baik. Jangan tipu-tipu! Tunjukkan keramahan orang Indonesia. Biar mereka mengenal Indonesia sebagai negeri yang menyenangkan, bukan negeri para koruptor. Lumayan kan kalau mereka kesini lagi, menambah devisa negara. Mrs Marie Elka Pangestu, I would be so grateful if you could consider me as Duta pariwisata 2013. What? What? You need a minute to decide? I'll wait.

Thank you Anna and friends, enjoy Indonesia. See you later in... sabuk (aamiin) :b


Saarburg, Germany


Mailida, Maret 2013

Comments

Popular posts from this blog

Mengatur Belanja Seminggu

Selama saya menikah, pengeluaran yang gak kekontrol itu pengeluaran makan. Awalnya, sebelum bikin meal preparation setiap minggunya, yang saya lakukan adalah belanja ke pasar setiap hari pulang kantor ((( setiap hari )))).  Dan itu boros banget. Mana sisa makanan pada kebuang karena busuk. Belum lagi sayur yang gampang layu dan gak bisa diolah. Yah.....namanya juga learning by doing ya. Akhirnya saya nemu cara belanja yang jauh lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Namanya meal preparation . Dilakukan seminggu sekali dan disimpan dengan baik ke dalam storage box. Sekarang jadwal wajib saya setiap minggu pagi adalah ke pasar tradisional atau pasar modern diantar abang. Beli sayur dan lauk untuk keperluan seminggu ke depan. Dan tau gak sih, ternyata kalau kita well planned, pengeluaran makanan bisa sangat efisien. Manfaat yang saya dapet itu,  Bahan makanan pas habis dalam seminggu hampir tanpa sisa yang kebuang Hemat waktu dan hemat energi Pengeluaran makan gak boros Lebih

Pesan Moral Manusia ½ salmon

Beberapa menit yang lalu saya baru aja selesai baca buku nya raditya dika yang baru yang judulnya manusia setengah salmon. Awalnya agak sinis ama isi buku ini. Saya pikir, “Ah paling buku humor guyonan biasa aja. Ala raditya dika aja lah gimana. Lumayan lah buat cekakak cekikik. Itung-itung hiburan.” Saya pun sempet nyesel sebelum membaca buku itu secara keseluruhan. Tau gitu beli buku lain yang lebih bermutu. Yang lebih berat. Yang kontennya ‘lebih pintar’. Pikir saya. Ibu saya pun sempet nanya pas saya mau bayar ke kasir. “ Jadinya beli buku itu? Ngasih manfaat gak?” Di dalem hati saya menjawab. Let me see. Setelah beberapa hari buku itu terbengkalai, akhirnya saya baca juga ampe selesai. Emang sih banyak banget cerita yang bikin saya cekakak cekikik ampe ketawa-ketawa sendiri. Ok, it’s so raditya dika. Saya gak kaget. Hingga akhirnya saya berada di chapter terakhir buku ini. Chapter yang bikin saya mengemukakan pertanyaan monolog di otak saya. Is that you, raditya dika

Bahagia & Dian Sastrowardoyo

Apa itu bahagia? Semua orang menginginkannya. Hari ini saya mendapatkan sebuah pelajaran lagi tentang apa itu bahagia. *** Sebuah wawancara, Hitam Putih – Dian Sastrowardoyo “ Aku itu ambisius banget. Aku itu banyak mau. Tapi ternyata aku baru sadar dunia ini lebih enteng kalau kita gak terlalu ambisius-ambisius amat. Karena I have everything that I want to ternyata.” Waktu hamil, karirnya sedang berada di puncak. Awalnya agak menyalahkan kehamilan ini, tapi setelah syaelendra lahir dia bahagia sekali. Jika dirunut kebelakang, Dian adalah seorang yang ambisius dari kecil. Menurutnya, definisi ambisius adalah focus dan determine banget untuk mencapai apa yang dia mau. Dari umur 10 tahun dia sudah ingin sekolah di luar negeri more than anything in the world. Di umur segitu dia melakukan riset bagaimana caranya mendapatkan uang banyak agar bisa membiayai sekolahnya di luar negeri. Ternyata menjadi artis adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang banyak karena ibunya