ALWAYS IN
THE KITCHEN AT PARTIES
Simple
tools for instant confidence
By Leil
Lowndes
Kemaren di
reading light saya baca buku judulnya Always in the kitchen at parties. Awalnya
dikirain novel, ternyata buku psikologi tentang orang-orang yang mengalami
social avoidant, shy type, atau social anxiety. Always in the kitchen at parties. Judulnya bener-bener
me-representasikan isi buku tersebut. Pernah gak kamu nemuin tipe orang yang
pemalu nya berlebihan? Ketakutan untuk ketemu orang sampai-sampai puter arah
untuk menghindari berinteraksi sama orang. Atau jarang banget ngomong dan gagap
kalau disuruh ngomong ke depan banyak orang. Kamu sering menerka-nerka apakah
dia sebenarnya tuna wicara atau bukan. Hidupnya sendirian dan menghindari
keramaian. Pernah nemu orang kaya gitu? Atau mungkin kamu kaya gitu?
Saya
pernah nemu orang kaya gitu. Sebut saja Miss. Social Avoidant. Iya, dia
perempuan. Ketika baca buku ini, saya langsung mikir tentang si Miss. Social
Avoidant. Gejalanya sama, ciri-ciri nya persis, diagnosa saya akurat buat dia.
Suatu hari
saya pernah se-angkot sama Miss. Social Avoidant ini. Yang saya tau, rumah dia
itu masih jauh. Tapi kok dia selalu turun ketika saya turun? Dan pas di
perhatiin, setelah nya dia jalan kaki menuju rumahnya. Whattt the!? Sepertinya
untuk bilang “kiri” aja dia malu. Tapi saya positive thinking, mungkin emang
dia turun di tempat saya turun. Tapi itu terjadi berulang kali. Dia baru turun
ketika ada yang bilang kiri. Gak pernah sekalipun dia bilang kiri. Kata temennya,
si Miss Social Avoidant ini memang jarang ngomong. Pernah juga lagi nginep di
kosan temennya, dalam 24 jam cuma 2 kalimat yang dia ucapin.
“WC
dimana?” dan
“Pulang
dulu ya.”
(._.)/|Huffft|
Miss.
Social Avoidant ini jelas menghindar dari kehidupan social. Kemana-mana jalan
sendiri. Hidupnya misterius. Aneh banget. Si Miss. Social Avoidant ini duduk di
sebelah saya setiap UAS. Emang beneeraaan loh, susah ngomong. Pernah saya nanya
sesuatu panjang lebar di jawabnya cuma ama angguk dan geleng. Mati gaya kan
digituin?
Ok,
kembali ke buku always in the kitchen at parties. Setelah baca buku tersebut,
saya jadi cukup mengerti dengan kehidupan mereka. Ternyata mereka sangat menderita
dengan sifat pemalunya. Mereka lebih tertutup dari tipe orang yang introvert. Kalau
introvert ‘menyendiri’ nya bernilai 10, orang tipe ini ‘1000 milyar’. *lebay* Lein
Lown, sang penulis adalah mantan social avoidant disorder yang udah ‘sembuh’.
Ada sebuah testimoni dari seorang mantan penderita social avoidant disorder bernama
Tony V yang saya kutip sebagai berikut.
I
used to be very shy. I couldn’t look people in the face and became red. I was
embarrassed and used to sweat in front of others. Due to low self esteem and
slow self image, I used to feel inferior to others. But then one day I began to
question things. I realized that nobody is better than me. Who told me I’m no
good? I realized that the people who make me feel that way are not in that
credible or successful a position themselves. So why would I believe what these
people say about me? They were not qualified to make such comments” Tony V-
Sydney Australia.
I’D RATHER DIE THAN MAKE A SMALL TALK. –Tony V
(Social Avoidant Disorder)
Ternyata
mereka memiliki mindset kuat bahwa diri mereka tidak cukup menarik, tidak cukup
baik, dan bermutu rendah. Mereka merasa semua orang akan memandang sebelah mata
terhadap dirinya sehingga itu yang membuat rasa percaya diri mereka hilang.
Itulah mengapa mereka menghindari kehidupan social karena ketakutan penghinaan
yang akan mereka terima. Dan itu tertanam kuat di benak mereka.
Indication:
You get
nervous meeting new people.
You are
hesitant to pick up the phone
You feel
anxious at social gatherings
You fear
job interviews and are shy to work
You are
petrified if you have to make a presentation or speech.
Mereka
merasa sifat pemalu nya itu adalah sebuah kutukan. Mereka merasa seperti tidak
diinginkan di kehidupan ini. Shyness adalah karakter paling buruk yang ada di
dunia, menurut mereka. Mereka lebih memilih menjadi seorang yang disgusting dan
tidak sopan daripada menjadi seorang pemalu. Orang orang disgusting dan tidak
sopan tidak terlalu terganggu menjadi orang disgusting dan tidak sopan.
Bisa kah
kalian bayangkan, setiap harinya mereka berusaha menghindari siapapun yang
mereka temui. Mereka akan merasa ketakutan jika ada yang sekedar menyapanya. Jika
berpapasan di jalan, mereka berharap orang tersebut tidak melihatnya. Dia bisa
saja bersembunyi hingga orang tersebut melewatinya. Jika orang tersebut
menemukannya, mereka merasa seperti terjebak di dalam tabung kaca. On the other
case, they actually felt good if they didn’t see them.
Oke ini
kasian. Kebanyakan dari mereka setiap paginya akan melatih diri untuk sekedar
berkata “HAI” kepada orang lain di depan cermin. Hey, you just say hi and nothing bad happen, girl. As simple as that, uh?
Yes for us. But no for her. Ada beberapa penderita social avoidant yang
putus asa hingga depresi karena buat mereka berinteraksi adalah sebuah big
deal.
Di buku
itu ditulis beberapa tips untuk sembuh dari social avoidant disorder ini. Ada
satu tips yang cukup lucu.
Tips #1 WAKE UP LIKE A WACKO
Run around
the room in your underwear and plap your arms like a demented duck. Shout like
a crazed football fan. Jump up and down like a rabbit on speed. Laugh like a
lunatic. Whirl around like a tornado. Fall back on the bed. Say hoo ha hoo ha
hoo ha. I’m making a fool of myself and nobody cares.
Ahem. Now
stand up your self. Meet people with full energy and say HELLOOOOO.
Hahahahah.
Saya lagi membayangkan si Miss. Social Avoidant ini meragain tips di atas
kayaknya lucu. *Euh, toyor lida*
Are shy born shy?
Ya
beberapa orang memang terlahir menjadi pemalu. Tapi bukan karena ada sebuah gen
bernama gen pemalu. Tidak ada ceritanya seorang ilmuan tiba-tiba menemukan gen
tersebut memakai mikroskop lalu mengatakan “ahaaa ini adalah gen pemalu”.
Didikan org tua lah yang membuat anak tersebut menjadi pemalu. Seperti
melarangnya ini itu, mengekangnya hingga jarang pergi ke luar, dan membatasi
ruang geraknya.
Hum. Ok
Miss. Social Avoidant, jika saya bertemu dengan Anda lagi suatu hari nanti,
saya akan merekomendasikan buku ini. Semoga lekas sembuh! :)
Ps. Itupun,
jika kamu tidak memutar arah jika saya dekati -__-
Mailida, September 2012
Bukunya beli dimana yak?
ReplyDelete