Skip to main content

Happiness is indeed simple ♥

Bahagia itu sederhana.

Bahagia itu sederhana.

Bahagia itu sederhana.

Bahagia itu sederhana.

Buat tipe orang yang hidupnya ribet, jarang bersyukur dan cukup banyak drama, pasti mereka gak pernah ngerasain hal yang saya tulis di atas.

Gak percaya kalau bahagia itu sederhana? Ke laut aja lo ~

*Tiba-tiba laut penuh. Karena terlalu banyak orang yang gak percaya bahwa bahagia itu sederhana*

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu bisa ketawa-ketiwi dan bertingkah konyol sama temen-temen kamu.

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu dapet sms jarkom bahwa dosen jam pertama gak bisa masuk. Emm, Selamat tidur kembali :)

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu ngidam makanan dan tiba-tiba kamu mendapatkannya.

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu bisa tidur sambil selimutan di sela rintik hujan

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu berpapasan sama kecengan kamu. Walaupun hanya sepersekian detik.

Bahagia itu sederhana,

ketika pasangan kamu menaruh tangannya di kepala mu

Bahagia itu sederhana,

ketika melon dan gepuk tak ada di dunia. Subhanallah Allahuakbar.

Bahagia itu sederhana,

Mendengarkan musik, menghayal, dan selonjoran di depan teras rumah

Bahagia itu sederhana,

ketika tweet kamu di Retweet orang :)

Bahagia itu sederhana,

Ketika ada 1 friend request di facebook kamu. Walaupun pas di buka, emm sorry not now.

Bahagia itu sederhana,

ketika di rumah tidak ada orang dan kamu bisa bebas berekspresi nari-nari

Bahagia itu sederhana,

ketika tidak ada tugas yang menghantui.

Bahagia itu sederhana,

ketika sariawan mu tiba-tiba sembuh. Kamu bisa mengoceh sepanjang hari kembali.

Bahagia itu sederhana,

ketika cuaca di luar panas dan sesampainya di rumah kamu bisa mengenakan baju tidur tipis yang dingin. #Heaven

Bahagia itu sederhana,

liat anak bayi ketawa.

Bahagia itu sederhana,

ketika orang tua menyuruh mu belajar dan tiba-tiba keajaiban datang. Mati lampu. Selamat tidur :)

Bahagia itu sederhana,

mandi sore lalu pake body scrub dan dibalur minyak telon

Bahagia itu sederhana,

ketika bertemu dengan teman lama

Bahagia itu sederhana,

ketika pak iyeh akhirnya mengatakan 'ya mungkin cukup untuk hari ini'

Bahagia itu sederhana,

ketika acara bagus yang kamu lewati ada siaran ulangnya

Bahagia itu sederhana,

ketika sinyal internet lancar jaya *Joy to the world*

Bahagia itu sederhana,

ketika suara adzan berkumandang setelah seharian kamu puasa

Bahagia itu sederhana,

ketika ke-autis-an kamu dimengerti dan dimaklumi orang. Tanpa ada anggapan aneh.

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu menjadi diri sendiri :)

Bahagia itu sederhana,

ketika seseorang malahan menyukai sesuatu yang menurut kamu adalah kekurangan kamu

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu bisa mengontrol emosi dan attitude kamu menjadi lebih baik

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu bermanfaat buat orang lain dan capable dimata orang

Bahagia itu sederhana,

ketika apa yang kamu tulis ternyata berguna buat orang lain

Bahagia itu sederhana,

ketika syahrini berhenti mengatakan....... sesyuatu

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu bisa makan makanan pedes di waktu jangar

Bahagia itu sederhana,

liat temen-temen cowo kamu tiba-tiba rajin kuliah. Asa terharu.

Bahagia itu sederhana,

ketika masakan kamu di bilang enak. Bukan semata-mata karena menghibur.

Bahagia itu sederhana,

pasang earphone, baca buku, dan gak ada yang ganggu. #Heaven

Bahagia itu sederhana,

nemu receh di saku celana.

Bahagia itu sederhana,

ketika risoles keju P2T masih ada

Bahagia itu sederhana,

ketika counter blog bertambah :D

Bahagia itu sederhana,

ketika tulisan kamu jadi Best of the night di writingsession

Bahagia itu sederhana,

dateng telat dan masih boleh masuk :>

Bahagia itu sederhana,

ketika kamu bisa membalas - dengan +

Bahagia itu sederhana,

ketika sudah menyelesaikan tulisan ini dan tambah yakin bahwa bahagia itu memang sederhana :)

Mailida, Desember 2011

Comments

Popular posts from this blog

Trip to Ujung Genteng

Tanggal 25, 26, 27 Januari kemaren, saya dan segerombolan anak kelas beserta beberapa pacar-pacar nya liburan ke Ujung Genteng. Asik bangeeettt!!!! \:D/ Whoaa akhirnyaaa kita berangkat juga. Kalau inget perjuangan H-3 sebelum keberangkatan, beuuh jangar. Migren kepala guee. Emang bener nih kata pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Sebelum keberangkatan, adaaa aja hambatannya. Mulai dari mobil yang kurang, kuota overload, gak nemu penginapan murah, nyampe kekhawatiran tentang cuaca yang lagi gak baguus. Perjalanan ke ujung genteng ini cuma ngabisin duit 115.000 per orang loh. Murah tapi bukan trip murahan. Haha. Jadi sebelum berangkat, saya kumpulin iuran wajib kami sebesar 115.000 per orang. Jadi buat pembayaran bensin, makan, dan penginapan, tinggal ambil dari uang kas yang disimpin di saya. Kita berangkat dengan 3 mobil. Mobil ijal, mobil ranti, dan mobil adri. Yang ikut ada 23 orang (saya,ranti,suhe, ica,oci, adi,adri,awal,opik,janu,ita,ijal,puji,ham...

Flashback

If you carry your childhood with you, you never become older Tom Stoppard Udah lama banget deh pengen nulis tentang masa SD saya di SALMAN, tapi selalu aja gak sempet dan gak ada waktu. Males sih sebenernya. Hahaha . Mangkanya mumpung gak males, saya pengen cerita deh Masa SD saya yang super menyena ngkan. And the story begin..... EX-CALIBUR Dulu pas zaman SD saya punya dua geng. Geng pertama namanya excalibur, anggotanya Saya, Putri , Kania , Hamdan , Bajay , Rian . Sayangnya kita bukan geng anak manis. Yah bisa dibilang partner in crime lah. Kita punya markas di bawah bunga bougenvil di deket pintu masuk sekolah. Gila ya how small nya kita dulu ampe cukup duduk ber 6 di bawah ta naman bougenvil. Disana kita sering rapat. Dan kalian tau apa yang kita rapatin? Ini nih topik rapat kita. " Dimana lagi ya markas kita selanjutnya? " Setelah mendapatkan conclusion dari rapat tersebut, akhirnya kita pindah markas. Setelah markas baru sudah di tentukan, kita rapat lagi un...

Silencioso

Aku merasa canggung. Ku sibukkan diriku mencari kertas dan alat tulis yang berada di dalam tas. Berkali-kali aku bersandiwara menyeruput minuman kaleng yang sebenarnya sudah habis ku minum. Aku berpura-pura sibuk. Membuat berbagai coretan di atas kertas dengan pena. Tak jelas apa yang ku tulis, aku hanya sedang menunggu lelaki di depan ku ini mengutarakan sesuatu. Ku lihat dia sibuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Entah apa yang diambilnya, aku mencoba memperhatikan secara seksama. Wanita di depan ku tampak sedang kehausan, berkali-kali aku melihatnya menyeruput minuman kaleng yang tak kunjung habis. Sekarang dia sedang menuliskan sesuatu. Aku ingin bicara, tapi aku malu. Biarlah dia yang memulai pembicaraan. Satu per satu daun mulai berguguran sebagai pertanda kesunyian. Suara bising di sekitar tak mereka hiraukan. Lelaki dan perempuan ini masih terdiam. Saling mencuri pandang bergantian tak berani saling menatap. Lebih baik aku yang memulai...