Ada sesuatu yang sangat mengganggu ku. Sesuatu itu kuberi nama, emmm “Entahlah”. Damar bilang hari ini aku terlihat seperti seorang trance (kesadaran yang berubah akibat pengaruh di luar jangkauan dunia benda/fisik). Mata kosong dan dada terasa sakit sekali. Aku sedang memikirkan kata yang paling tepat untuk mengungkapkannya. Tapi semakin kucari semakin tak ku dapat.
Damar bilang keadaan ku seperti seorang junkies. Maksud nya pecandu narkoba? Lagi-lagi ku jawab,emmm “Entahlah”. Damar pasti bingung. Karena ku tahu jawaban “Entahlah” tidak memiliki batasan jelas antara iya dan tidak.
Damar tidak mengajak ku jalan beriringan. Dia memaksa dengan cara menyeretku. Sakit sekali Damaaar, kau melukai ku. Mengapa kau tidak coba menuntun ku? Perlahan...
Damar selalu saja menekanku. Dia bilang aku junkies. Pemakai narkoba. Kau junkies. Kau junkies. Kau junkies. Begitu dia bilang. Terus-terusan seperti merapalkan mantra. Ya, kondisi ku memang seperti seseorang yang sedang memakai narkoba.Tapi narkoba yang di ucapkan Damar bermakna denotasi! Sementara narkoba ku bermakna konotasi. Seharusnya Damar tahu bahwa narkoba yang ku maksud adalah.....
hmmm tunggu, aku sedang mencari kata yang paling tepat.
Otak ku sedang begulat
Sebentar-sebentar, aku akan mencoba untuk menjawab.
Hmmmm.Sedikit lagi
Arggh Sulit
Hanya ada satu kata yang keluar dari mulutku.
“Entahlah”
Lagi-lagi aku sendiri tidak bisa menjelaskan nya.
“ Sudah lah jauhi narkoba, itu hanya akan membuat mu menderita.Kau kehilangan selera makan, selalu berdiam diri di kamar,mata mu sayu,dan tiba-tiba kau kehilangan kesadaran. Kau akan kumasukkan ke dalam tempat rehabilitasi.”
“ Tapi Damar,aku tidak memakai narkoba! Sulit untuk kujelaskan. Kau tak mengerti. Kau benar-benar tidak mengerti “
Mailida,Desember 2010
Comments
Post a Comment