Sudah lama Sadira menunggu senja datang. Tak lupa ditemani segelas teh melati panas Sadira berlari ke depan teras rumahnya. Menanti senja menyapa nya kembali. Sadira apa yang kau cari dari langit senja sore ini? Dia bilang senja membuatnya tenang. Dia mulai menengadah, terlihat langit mulai memerah. Ahhh sudah waktunya matahari berganti tugas dengan Bulan. Itu kata Sadira.
Sadira tahu senja hanya singgah sementara. Karena langit gelap akan segera mengusirnya . Sadira harus melewati pagi untuk bertemu senja kembali. Sudah ribuan detik Sadira menunggu nya. Jutaan langkah untuk menggapainya. Karena Sadira selalu setia menunggu senja datang. Mereka tidak akan mengerti bagaimana indahnya langit senja, karena mereka tidak pernah menikmati nya. Mereka selalu melewatkan nya.
Tolong jangan beritahu Ibu tentang Senja. Ibu tak menyukai nya. Katanya Senja membuat Sadira menghabiskan teh melati Ibu.
Oh betapa mesra nya menghabiskan waktu sore ini bersama senja yang cepat datang dan lambat laun pergi meninggalkan. Lihat! Mata Sadira tak berhenti berbinar. Sekarang sudah saatnya senja bersembunyi di balik awan, luruh oleh Bulan yang sudah mulai datang.
Sadira. Dia selalu memperlihatkan muka masam jika Senja mulai padam. Namun Senja menitipkan pesan melalui angin. Membisikkan sesuatu bahwa dia akan kembali datang.
Tiba-tiba ibu berteriak menghentak. Sadira bergegas masuk ke dalam. Ternyata ibu minta dibantu untuk disiapkan makan malam.
Senja, sampai berjumpa di langit sore berikutnya. Sambil berlari kecil Sadira bergumam di dalam hati.
Mailida,
Ketika waktu menunjukkan pukul 17:38
Mailida,
Ketika waktu menunjukkan pukul 17:38
Comments
Post a Comment