Skip to main content

Elegi Dua Ingusan

Sabila dan Raka akan bertemu di taman kota. Dengan gaun berwarna pink Sabila menemui Raka yang memakai baju dan celana cool kids. Sabila tertawa melihat rambut Raka yang lebih terlihat seperti manusia yang baru kestrum.

"Aku sudah merengek pada ibu tapi menurutnya ini lah dandanan yang paling baik untuk ku. Tapi orang dewasa memang tak mengerti bahasa kita. Percuma saja. Ibu membuatku terlihat konyol di depan semuanya. Mereka mencubit pipi ku, mereka memindahkan ku dari satu tangan ke tangan lain nya. Mereka pikir aku tak kesakitan? Padahal sudah kupukul muka mereka tapi dikira nya aku sedang bercanda. Dan tolong berhenti menertawakan ku, SABILA !"

"Hahahahaha maafkan aku tapi aku tak bisa menghentikan nya. Kau memang menggemaskan Hahahahahahhahhaha ha ha ha ha ha hahahhahahahaha" ucap Sabila sambil tertawa

"Aku memang harus menunggu hingga umur ku belasan agar orang orang itu berhenti meluc-lucu,mencubit dan mencium ku. Bau orang dewasa membuat ku ingin muntah. Hey sudah cukup kau menertawai ku, aku sudah cukup malu. Baju mu pun tak kalah membuat ku geli. Renda dan pita-pita yang terlalu banyak. Warnanya pink. Dan .... sepatu kaca?? Ibu mu pikir kau cinderella? Hahahahahaha"

"Menyebalkan!Di kalangan bayi wanita baju seperti ini sedang nge trend. Kaum lelaki memang tak pernah mengenal mode. Aku menyukai baju ini. Ibu ku bilang aku lah bayi tercantik di dunia." balas Sabila

"Dunia nya" ketus Raka

"$#$#$@$#$%$^&*(&^%#@!@%&*()*((*&& PLOK!! " Sabila kesal lalu memukul Raka dengan sepatu kacanya tanpa berpikir panjang

"Inilah mengapa laki laki lebih memilih berkelahi dengan pria dibandingkan wanita. Kami takut sekali dengan emosi wanita.Spontan dan meledak ledak. " gumam Raka dalam hati. Dia tak ingin Sabila mendengar nya. Cukuplah satu sepatu, dia tak ingin dua.

Sementara itu di pinggir taman Ibu Soedirjo dan Ibu Bambang sedang asik mengamati kedua anak nya.

"Bu liat anak anak kita geura, meuni asik pisan maen dua an " ucap Ibu Soedirjo

" Iya bu meuni lucu ,foto bu foto yu ah.Eh si Raka eta rambut na meuni rancung-rancung kitu."

" Itu ama saya dikasih Gatsby nya si Ayah. He He " tanpa berdosa Ibu Soedirjo mengakui nya di bumbui dua He He

"Euleuh euleuh si Ibu. Heuras atuh bu" kata Ibu Bambang sambil menggeleng-gelengkan kepala nya

Di tempat bermain anak anak Raka dan Sabila sedang menaiki ayunan yang sama. Mereka sedang melakukan diskusi yang cukup penting.

" Sabila mengapa orang dewasa senang memaksa kita untuk meminum susu tapi melarang kita memakan kudapan?"

"Itu karena susu membuat tubuh kita menjadi sehat, tak gampang sakit,dan membuat tubuh kebal penyakit. Sementara kudapan bisa membuat kita menjadi lebih hiperaktif. Orang dewasa tidak sanggup mengejar kita lari kesana kemari karena pengaruh kudapan yang membuat kita lebih aktif.Itu lah alasan mengapa mereka melarangnya"

"Tapi ibu bilang dia melarang ku memakan cokelat, permen, dan es krim karena akan membuat gigi ku rusak. Dia tak menjelaskan tentang pengaruh hiperaktif tersebut."

"Ibu mu pasti tau tentang alasan itu. Tapi orang dewasa selalu menganggap kita belum mengerti ucapan nya. Dia berbicara dengan kata-kata yang disesuaikan dengan umur kita. Aku tak mengerti mengapa orang dewasa selalu meng imut imut kan ucapan nya di depan kita" kata Sabila sambil membenarkan gaun pink nya yang mulai naik keatas hingga pampers nya kelihatan.

" Ya benar. Aku benci sekali ketika mereka berkata seperti itu. Aku juga tau maksud perkataanya. Tak usah mereka menawarkan aku makan dengan telor dan sayur dengan cara seperti ini :Ujuh ujuh makan cama teyoy?ama sayul? mau?uuu bubububu hau hakeuuung. " ucap Raka lagi-lagi ketus

" Hey Sabila,aku baru menyadari ternyata kau masih memakai pampers. Hahahaha wanita akan selalu memakai benda seperti itu dari kecil hingga besar.Aku sudah tak lagi memakai nya. Itu membuat pantat ku lecet. Aku tak menyangka kau masih memakai nya. Kau cupu sekali. hahhaahahahah" Raka menertawakan Sabila. Dia tak menyangka tawa nya berdampak cukup buruk

" $#$#$@$#$%$^&*(&^%#@!@%&*()*((*&& PLOK PLOK PLOK!! " Sabila kesal karena Raka jelalatan. Kini dia memukul Raka dengan sepatu kaca nya .Yang kedua.

" WANITA. KALIAN MEMANG SELALU SPONTAN DAN MELEDAK-LEDAK!!!! " ucap Raka berteriak sambil pergi meninggalkan Sabila sendirian. Raka mulai berlari, karena dia melihat di samping nya ada dua ember mainan dan satu sekop plastik.

Ada firasat buruk dengan kedua barang tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Mengatur Belanja Seminggu

Selama saya menikah, pengeluaran yang gak kekontrol itu pengeluaran makan. Awalnya, sebelum bikin meal preparation setiap minggunya, yang saya lakukan adalah belanja ke pasar setiap hari pulang kantor ((( setiap hari )))).  Dan itu boros banget. Mana sisa makanan pada kebuang karena busuk. Belum lagi sayur yang gampang layu dan gak bisa diolah. Yah.....namanya juga learning by doing ya. Akhirnya saya nemu cara belanja yang jauh lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Namanya meal preparation . Dilakukan seminggu sekali dan disimpan dengan baik ke dalam storage box. Sekarang jadwal wajib saya setiap minggu pagi adalah ke pasar tradisional atau pasar modern diantar abang. Beli sayur dan lauk untuk keperluan seminggu ke depan. Dan tau gak sih, ternyata kalau kita well planned, pengeluaran makanan bisa sangat efisien. Manfaat yang saya dapet itu,  Bahan makanan pas habis dalam seminggu hampir tanpa sisa yang kebuang Hemat waktu dan hemat energi Pengeluaran makan gak boros Lebih

Pesan Moral Manusia ½ salmon

Beberapa menit yang lalu saya baru aja selesai baca buku nya raditya dika yang baru yang judulnya manusia setengah salmon. Awalnya agak sinis ama isi buku ini. Saya pikir, “Ah paling buku humor guyonan biasa aja. Ala raditya dika aja lah gimana. Lumayan lah buat cekakak cekikik. Itung-itung hiburan.” Saya pun sempet nyesel sebelum membaca buku itu secara keseluruhan. Tau gitu beli buku lain yang lebih bermutu. Yang lebih berat. Yang kontennya ‘lebih pintar’. Pikir saya. Ibu saya pun sempet nanya pas saya mau bayar ke kasir. “ Jadinya beli buku itu? Ngasih manfaat gak?” Di dalem hati saya menjawab. Let me see. Setelah beberapa hari buku itu terbengkalai, akhirnya saya baca juga ampe selesai. Emang sih banyak banget cerita yang bikin saya cekakak cekikik ampe ketawa-ketawa sendiri. Ok, it’s so raditya dika. Saya gak kaget. Hingga akhirnya saya berada di chapter terakhir buku ini. Chapter yang bikin saya mengemukakan pertanyaan monolog di otak saya. Is that you, raditya dika

Bahagia & Dian Sastrowardoyo

Apa itu bahagia? Semua orang menginginkannya. Hari ini saya mendapatkan sebuah pelajaran lagi tentang apa itu bahagia. *** Sebuah wawancara, Hitam Putih – Dian Sastrowardoyo “ Aku itu ambisius banget. Aku itu banyak mau. Tapi ternyata aku baru sadar dunia ini lebih enteng kalau kita gak terlalu ambisius-ambisius amat. Karena I have everything that I want to ternyata.” Waktu hamil, karirnya sedang berada di puncak. Awalnya agak menyalahkan kehamilan ini, tapi setelah syaelendra lahir dia bahagia sekali. Jika dirunut kebelakang, Dian adalah seorang yang ambisius dari kecil. Menurutnya, definisi ambisius adalah focus dan determine banget untuk mencapai apa yang dia mau. Dari umur 10 tahun dia sudah ingin sekolah di luar negeri more than anything in the world. Di umur segitu dia melakukan riset bagaimana caranya mendapatkan uang banyak agar bisa membiayai sekolahnya di luar negeri. Ternyata menjadi artis adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang banyak karena ibunya