Skip to main content

Buyung Suyung

Buyung anakku,

Kalau kau sudah besar nanti katakan pada garuda terbang lah hingga cakrawala. Jangan selalu menjadi pajangan tak miliki arti.

Buyung anakku,

Jadilah kebanggan bagi dua tua ini. Yang akan menunggu mu di teras rumah sambil meneguk teh manis dan dua pisang goreng panas

Buyung anakku,

Kalau kau menjadi orang besar jangan juga kepala mu ikut ikut an besar.

Buyung anakku,

Jangan pernah takut. Karena orang pintar yang penakut akan selalu dikalahkan oleh orang bodoh yang pemberani.

Buyung anakku,

Hiruplah udara pagi hingga semua udara yang dimiliki dunia mengalir di tubuh mu. Itu akan membuat mu lebih baik.

Buyung anakku,

Keberuntungan datang karena adanya rasa percaya diri

Buyung anakku,

Jika ada yang meremehkan mu, katakan padanya kau memilki dua tua yang sangat bangga padamu

Buyung anakku,

Jika ada yang melemparmu dengan batu jadikanlah batu itu menjadi pondasi pondasi bangunan kokoh yang akan kau ciptakan. Hingga akhirnya kau selalu menunggu lemparan batu berikutnya

Buyung anakku,

Ketika kau lahir kau sendiri, ketika mati kau pun sendiri. Kau harus berdiri diatas kaki mu sendiri

Buyung anakku,

Jika semua orang menyukai mu ada yang tak beres dengan diri mu. Tidak masalah memiliki beberapa musuh.

Buyung anakku,

Percaya lah Tuhan selalu ada bersama mu. Jika kau sempat meninggalkannya, cepatlah kembali.

Buyung anakku,

Pergilah ke hutan, bertarung lah dengan harimau.

Buyung anakku,

Terkadang kau harus menjadi orang lain untuk akhirnya kau akan kembali menjadi diri mu sendiri

Buyung anakku,

Jangan menyerah di masa umur mu belasan, terlalu pagi untuk merasa mati

Buyung anakku,

Merokok dapat menyebabkan impotensi

Buyung anakku,

Jangan bangun terlalu siang, itu akan membuat otak mu beku seharian

Buyung anakku,

Betapapun kamu berhak membalas, maafkan lah

Buyung anakku,

Dengarkan kata hati dan otak mu, bukan dentuman otot mu

Buyung anakku,

Wanita tidak menyukai lelaki yang terlalu tebar pesona. Be Cool

Buyung anakku,

Apapun yang terjadi terus lah berjalan, betapa pun punggung mu ingin berbalik kebelakang

Mailida,

2010

Comments

Popular posts from this blog

Mengatur Belanja Seminggu

Selama saya menikah, pengeluaran yang gak kekontrol itu pengeluaran makan. Awalnya, sebelum bikin meal preparation setiap minggunya, yang saya lakukan adalah belanja ke pasar setiap hari pulang kantor ((( setiap hari )))).  Dan itu boros banget. Mana sisa makanan pada kebuang karena busuk. Belum lagi sayur yang gampang layu dan gak bisa diolah. Yah.....namanya juga learning by doing ya. Akhirnya saya nemu cara belanja yang jauh lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Namanya meal preparation . Dilakukan seminggu sekali dan disimpan dengan baik ke dalam storage box. Sekarang jadwal wajib saya setiap minggu pagi adalah ke pasar tradisional atau pasar modern diantar abang. Beli sayur dan lauk untuk keperluan seminggu ke depan. Dan tau gak sih, ternyata kalau kita well planned, pengeluaran makanan bisa sangat efisien. Manfaat yang saya dapet itu,  Bahan makanan pas habis dalam seminggu hampir tanpa sisa yang kebuang Hemat waktu dan hemat energi Pengeluaran makan gak bor...

Pesan Moral Manusia ½ salmon

Beberapa menit yang lalu saya baru aja selesai baca buku nya raditya dika yang baru yang judulnya manusia setengah salmon. Awalnya agak sinis ama isi buku ini. Saya pikir, “Ah paling buku humor guyonan biasa aja. Ala raditya dika aja lah gimana. Lumayan lah buat cekakak cekikik. Itung-itung hiburan.” Saya pun sempet nyesel sebelum membaca buku itu secara keseluruhan. Tau gitu beli buku lain yang lebih bermutu. Yang lebih berat. Yang kontennya ‘lebih pintar’. Pikir saya. Ibu saya pun sempet nanya pas saya mau bayar ke kasir. “ Jadinya beli buku itu? Ngasih manfaat gak?” Di dalem hati saya menjawab. Let me see. Setelah beberapa hari buku itu terbengkalai, akhirnya saya baca juga ampe selesai. Emang sih banyak banget cerita yang bikin saya cekakak cekikik ampe ketawa-ketawa sendiri. Ok, it’s so raditya dika. Saya gak kaget. Hingga akhirnya saya berada di chapter terakhir buku ini. Chapter yang bikin saya mengemukakan pertanyaan monolog di otak saya. Is that you, raditya dika...

Silencioso

Aku merasa canggung. Ku sibukkan diriku mencari kertas dan alat tulis yang berada di dalam tas. Berkali-kali aku bersandiwara menyeruput minuman kaleng yang sebenarnya sudah habis ku minum. Aku berpura-pura sibuk. Membuat berbagai coretan di atas kertas dengan pena. Tak jelas apa yang ku tulis, aku hanya sedang menunggu lelaki di depan ku ini mengutarakan sesuatu. Ku lihat dia sibuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Entah apa yang diambilnya, aku mencoba memperhatikan secara seksama. Wanita di depan ku tampak sedang kehausan, berkali-kali aku melihatnya menyeruput minuman kaleng yang tak kunjung habis. Sekarang dia sedang menuliskan sesuatu. Aku ingin bicara, tapi aku malu. Biarlah dia yang memulai pembicaraan. Satu per satu daun mulai berguguran sebagai pertanda kesunyian. Suara bising di sekitar tak mereka hiraukan. Lelaki dan perempuan ini masih terdiam. Saling mencuri pandang bergantian tak berani saling menatap. Lebih baik aku yang memulai...