Skip to main content

Wanita

Siapakah makhluk di bumi ini yang bisa berdarah selama 7 hari berturut-turut dan tidak mati? Itu kami, Wanita Ketika kamu, ayahmu, adik dan kakak laki-laki mu masih tertidur, dia lah yang akan bangun pagi dan bergegas ke dapur menyiapkan sarapan Pastilah, Ibu Mu Ketika kamu sedang asik bermain bola, kami akan menemanimu, menyiapkan minuman untukmu, serta merapikan baju dan celana yang kau lempar ke pinggir lapang. Jika kau menang kami akan bersorak, jika engkau kalah kami tetap harus menghibur mu Itu lah, Pacar Mu Ketika Ayah memarahimu karena kau pulang larut malam, dia akan datang membelamu, membelai rambutmu, menyiapkan makanan untukmu, dan menyuruhmu untuk segera tidur Lagi-lagi, Ibu Mu Dia lah yang akan menyiapkan baju mu, makanan mu, hingga kaos kaki mu. Dia yang akan selalu kau marahi ketika kau lupa menyimpan berkas penting pekerjaanmu. Dia begitu lusuh karena letih, namun harus tetap terlihat menarik untuk melayani mu Orang itu adalah, Istri Mu Ketika kau melakukan kesalahan, tanpa sepengetahuan dirimu dia lah yang akan meminta maaf atas semua kelakuan mu. Dan ketika begitu banyak orang yang menyerang mu, dia tak akan tega dan ikut merasa sakit hati Kau tau siapa dia? Pacar Mu Dia akan diam jika kau marah. Dia akan tetap diam walaupun kau melukai hati nya. Bukan karena dia lemah, dia hanya tidak ingin melawan. Karena dia tau kau bukan lawan yang seimbang. Dan dia akan selalu mengalah. Walaupun cukup lelah Dia lah, Wanita Hargai seorang wanita, Kau tak kan tau bagaimana sulitnya menjadi kami Ketika harus berperan segalanya Mailida, Agustus 2010

Comments

Popular posts from this blog

Trip to Ujung Genteng

Tanggal 25, 26, 27 Januari kemaren, saya dan segerombolan anak kelas beserta beberapa pacar-pacar nya liburan ke Ujung Genteng. Asik bangeeettt!!!! \:D/ Whoaa akhirnyaaa kita berangkat juga. Kalau inget perjuangan H-3 sebelum keberangkatan, beuuh jangar. Migren kepala guee. Emang bener nih kata pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Sebelum keberangkatan, adaaa aja hambatannya. Mulai dari mobil yang kurang, kuota overload, gak nemu penginapan murah, nyampe kekhawatiran tentang cuaca yang lagi gak baguus. Perjalanan ke ujung genteng ini cuma ngabisin duit 115.000 per orang loh. Murah tapi bukan trip murahan. Haha. Jadi sebelum berangkat, saya kumpulin iuran wajib kami sebesar 115.000 per orang. Jadi buat pembayaran bensin, makan, dan penginapan, tinggal ambil dari uang kas yang disimpin di saya. Kita berangkat dengan 3 mobil. Mobil ijal, mobil ranti, dan mobil adri. Yang ikut ada 23 orang (saya,ranti,suhe, ica,oci, adi,adri,awal,opik,janu,ita,ijal,puji,ham...

Flashback

If you carry your childhood with you, you never become older Tom Stoppard Udah lama banget deh pengen nulis tentang masa SD saya di SALMAN, tapi selalu aja gak sempet dan gak ada waktu. Males sih sebenernya. Hahaha . Mangkanya mumpung gak males, saya pengen cerita deh Masa SD saya yang super menyena ngkan. And the story begin..... EX-CALIBUR Dulu pas zaman SD saya punya dua geng. Geng pertama namanya excalibur, anggotanya Saya, Putri , Kania , Hamdan , Bajay , Rian . Sayangnya kita bukan geng anak manis. Yah bisa dibilang partner in crime lah. Kita punya markas di bawah bunga bougenvil di deket pintu masuk sekolah. Gila ya how small nya kita dulu ampe cukup duduk ber 6 di bawah ta naman bougenvil. Disana kita sering rapat. Dan kalian tau apa yang kita rapatin? Ini nih topik rapat kita. " Dimana lagi ya markas kita selanjutnya? " Setelah mendapatkan conclusion dari rapat tersebut, akhirnya kita pindah markas. Setelah markas baru sudah di tentukan, kita rapat lagi un...

Silencioso

Aku merasa canggung. Ku sibukkan diriku mencari kertas dan alat tulis yang berada di dalam tas. Berkali-kali aku bersandiwara menyeruput minuman kaleng yang sebenarnya sudah habis ku minum. Aku berpura-pura sibuk. Membuat berbagai coretan di atas kertas dengan pena. Tak jelas apa yang ku tulis, aku hanya sedang menunggu lelaki di depan ku ini mengutarakan sesuatu. Ku lihat dia sibuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Entah apa yang diambilnya, aku mencoba memperhatikan secara seksama. Wanita di depan ku tampak sedang kehausan, berkali-kali aku melihatnya menyeruput minuman kaleng yang tak kunjung habis. Sekarang dia sedang menuliskan sesuatu. Aku ingin bicara, tapi aku malu. Biarlah dia yang memulai pembicaraan. Satu per satu daun mulai berguguran sebagai pertanda kesunyian. Suara bising di sekitar tak mereka hiraukan. Lelaki dan perempuan ini masih terdiam. Saling mencuri pandang bergantian tak berani saling menatap. Lebih baik aku yang memulai...