Skip to main content

Saya Benci Uang

SAYA BENCI UANG

Frontal !

Sejujurnya dari lubuk hati saya yang terdalam saya tidak serius menuliskan saya benci uang.

Tapi hari ini saya benci uang. Karena untuk mencari uang,saya harus begadang untuk mengerjakan tugas kuliah. Weekend saya dihabiskan untuk mengerjakan tugas. Masa Remaja saya terenggut karena tugas. Saya pusing dan ingin muntah karena tugas.

Uang bikin ibu bapak saya bekerja banting tulang, banting jantung, banting hati. Sialan kau uang! Uang bikin saya dan adik saya berantem gara-gara sirik yang satu dikasih uang lebih banyak daripada yang lain. Uang bikin Tommy Suharto harus dipenjara 15 Tahun. Uang adalah alasan utama mengapa gadis baik-baik berubah menjadi pelacur. Uang menjadikan Asep si pemuda lugu dari desa berubah menjadi Bram codet si preman terminal .

Tidak berlebihan kalo saya bilang uang itu, brengsek! Kenapa harus ada uang? Kenapa semua orang tidak saling berbagi apa yang dia punya? Mungkin tukang tempe bisa menukar tempe nya dengan beras kepada tukang beras.Terdengar tidak adil ya? Ikhlas aja siiih. Amal.

Pa haji juragan kambing ingin punya TV, yah tinggal tuker 1 ekor kambing nya dengan TV yang ada di BEC. Koko yang di BEC kan bisa mulai beternak kambing. Yang mungkin saja menghasilkan lebih banyak keuntungan. Susunya, Dagingnya, Kulitnya. Ya kan?

Uang itu pesonanya melebihi kecantikan Miss.Universe , banyak pria yang mengejar-ngejar uang hingga harus bekerja siang dan malam. Mau si uang lecek dan bau, laki-laki tetap mencarinya.

Uang itu super ganteng. Melebihi gantengnya Brad Pitt. Terlihat dari banyaknya wanita cantik yang menikahi laki-laki jelek yang katanya sih jadi terlihat ganteng gara-gara uang.Hah, lagi lagi si uang.

Uang .

Uang !

Uang !!

Uang !!!

Uang memang bukan segalanya,

Tapi

segalanya

butuh

uang.

Ah Siaaaaaaaaaallllllllllll !!!!!!!!!!!!

Bandung 2010

Lida,

yang-sedang-melihat-isi-dompetnya-tinggal-10.000-dolar??bukan!rupiah T_T

Comments

Popular posts from this blog

Mengatur Belanja Seminggu

Selama saya menikah, pengeluaran yang gak kekontrol itu pengeluaran makan. Awalnya, sebelum bikin meal preparation setiap minggunya, yang saya lakukan adalah belanja ke pasar setiap hari pulang kantor ((( setiap hari )))).  Dan itu boros banget. Mana sisa makanan pada kebuang karena busuk. Belum lagi sayur yang gampang layu dan gak bisa diolah. Yah.....namanya juga learning by doing ya. Akhirnya saya nemu cara belanja yang jauh lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Namanya meal preparation . Dilakukan seminggu sekali dan disimpan dengan baik ke dalam storage box. Sekarang jadwal wajib saya setiap minggu pagi adalah ke pasar tradisional atau pasar modern diantar abang. Beli sayur dan lauk untuk keperluan seminggu ke depan. Dan tau gak sih, ternyata kalau kita well planned, pengeluaran makanan bisa sangat efisien. Manfaat yang saya dapet itu,  Bahan makanan pas habis dalam seminggu hampir tanpa sisa yang kebuang Hemat waktu dan hemat energi Pengeluaran makan gak bor...

Pesan Moral Manusia ½ salmon

Beberapa menit yang lalu saya baru aja selesai baca buku nya raditya dika yang baru yang judulnya manusia setengah salmon. Awalnya agak sinis ama isi buku ini. Saya pikir, “Ah paling buku humor guyonan biasa aja. Ala raditya dika aja lah gimana. Lumayan lah buat cekakak cekikik. Itung-itung hiburan.” Saya pun sempet nyesel sebelum membaca buku itu secara keseluruhan. Tau gitu beli buku lain yang lebih bermutu. Yang lebih berat. Yang kontennya ‘lebih pintar’. Pikir saya. Ibu saya pun sempet nanya pas saya mau bayar ke kasir. “ Jadinya beli buku itu? Ngasih manfaat gak?” Di dalem hati saya menjawab. Let me see. Setelah beberapa hari buku itu terbengkalai, akhirnya saya baca juga ampe selesai. Emang sih banyak banget cerita yang bikin saya cekakak cekikik ampe ketawa-ketawa sendiri. Ok, it’s so raditya dika. Saya gak kaget. Hingga akhirnya saya berada di chapter terakhir buku ini. Chapter yang bikin saya mengemukakan pertanyaan monolog di otak saya. Is that you, raditya dika...

Silencioso

Aku merasa canggung. Ku sibukkan diriku mencari kertas dan alat tulis yang berada di dalam tas. Berkali-kali aku bersandiwara menyeruput minuman kaleng yang sebenarnya sudah habis ku minum. Aku berpura-pura sibuk. Membuat berbagai coretan di atas kertas dengan pena. Tak jelas apa yang ku tulis, aku hanya sedang menunggu lelaki di depan ku ini mengutarakan sesuatu. Ku lihat dia sibuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Entah apa yang diambilnya, aku mencoba memperhatikan secara seksama. Wanita di depan ku tampak sedang kehausan, berkali-kali aku melihatnya menyeruput minuman kaleng yang tak kunjung habis. Sekarang dia sedang menuliskan sesuatu. Aku ingin bicara, tapi aku malu. Biarlah dia yang memulai pembicaraan. Satu per satu daun mulai berguguran sebagai pertanda kesunyian. Suara bising di sekitar tak mereka hiraukan. Lelaki dan perempuan ini masih terdiam. Saling mencuri pandang bergantian tak berani saling menatap. Lebih baik aku yang memulai...