Skip to main content

Ku, Siang ini

Oh siang ini sungguh tak jelas. Cuaca diluar begitu rancu. Rancu ya,bukan racun. Takutnya kalian mengira ku salah ketik. Kubuat saja kegiatan ku menjadi jelas. Kulihat to-do-list yang kucatat di buku sentimentil ku. Ku punya buku sentimentil , isinya semua tentang yang XXXgalau-galauXXX hahaha. Tapi ku tak pernah menulis disitu lagi. Era galau nasional ku sudah terlewati walaupun terkadang datang kembali. Tapi ku lawan dengan ilmu pasti. Bukan, maksudku disini bukan ilmu pasti seperti Matematika atau Fisika. Entahlah apa ilmu pasti yang kumaksud, ku hanya mencari kata yang tepat agar terdengar “i” semua .

Lalu ku kerjakan to-do-list ku satu persatu. Mulai dari membuat tugas kuliah yang membuat asam lambung ku bereaksi hingga tugas tugas ibu ku yang membuat muka ku berubah asam. Tugas ibuku sungguh banyak sekali melebihi banyaknya penduduk Indonesia.Berlebihan.

Hey jari coba pencet tombol Q, aku ingin lihat apa yang keluar juga huruf Q? Ternyata yang muncul di layar laptop ku memang huruf Q. Ku kira akan keluar huruf B. Tak mungkin lah. Ah tak ada ide untuk siang ini,mau menonton TV tapi semua acara televisi hanya membicarakan ariel-luna-cut tari. Makin tenar saja trio cabul ini.

Windows media player mendendangkan lagu Mocca berjudul I cant believe. Akhirnya ku pun bernyanyi sendiri sambil sedikit berjoged asik. Ku mulai ya.. “i`ve got one big question for you that you need to make me feel blue bla bla bla bla , so many years we`ve been together I can’t believe you’ve cheated on me “ Ah Haus. Ku ambil tempat minum ku yang berwarna pink dengan merek tulipware dan ku teguk air tersebut.Tapi kenapa air ini jadi berasa bunga tulip? Ah mungkin hanya perasaan ku saja.

Pagi ini ku berencana akan olahraga, tapi ternyata hanya wacana. Adik ku membangunkan ku tapi ku tak bangun. Ku tertinggal. Tepatnya sengaja agar ditinggal. Memang ku malas berolahraga. Akhirnya siang ini menjadi siang dengan tingkat kemalasan yang super tinggi. Tak apa lah sesekali. Sesekali?*sisi lain pikiran ku bertanya. Ya ya ya berkali kali tepatnyaaaaa. Ah tak bisa ternyata membohongi diri sendiri.

Sudah ya aku lapar, ibu ku berteriak katanya membawa cumi goreng tepung.

sial,baru ku ingat kalau ku tak suka cumi !!!! Lengkap sudah penderitaan siang ini.

Comments

Popular posts from this blog

Mengatur Belanja Seminggu

Selama saya menikah, pengeluaran yang gak kekontrol itu pengeluaran makan. Awalnya, sebelum bikin meal preparation setiap minggunya, yang saya lakukan adalah belanja ke pasar setiap hari pulang kantor ((( setiap hari )))).  Dan itu boros banget. Mana sisa makanan pada kebuang karena busuk. Belum lagi sayur yang gampang layu dan gak bisa diolah. Yah.....namanya juga learning by doing ya. Akhirnya saya nemu cara belanja yang jauh lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Namanya meal preparation . Dilakukan seminggu sekali dan disimpan dengan baik ke dalam storage box. Sekarang jadwal wajib saya setiap minggu pagi adalah ke pasar tradisional atau pasar modern diantar abang. Beli sayur dan lauk untuk keperluan seminggu ke depan. Dan tau gak sih, ternyata kalau kita well planned, pengeluaran makanan bisa sangat efisien. Manfaat yang saya dapet itu,  Bahan makanan pas habis dalam seminggu hampir tanpa sisa yang kebuang Hemat waktu dan hemat energi Pengeluaran makan gak boros Lebih

Pesan Moral Manusia ½ salmon

Beberapa menit yang lalu saya baru aja selesai baca buku nya raditya dika yang baru yang judulnya manusia setengah salmon. Awalnya agak sinis ama isi buku ini. Saya pikir, “Ah paling buku humor guyonan biasa aja. Ala raditya dika aja lah gimana. Lumayan lah buat cekakak cekikik. Itung-itung hiburan.” Saya pun sempet nyesel sebelum membaca buku itu secara keseluruhan. Tau gitu beli buku lain yang lebih bermutu. Yang lebih berat. Yang kontennya ‘lebih pintar’. Pikir saya. Ibu saya pun sempet nanya pas saya mau bayar ke kasir. “ Jadinya beli buku itu? Ngasih manfaat gak?” Di dalem hati saya menjawab. Let me see. Setelah beberapa hari buku itu terbengkalai, akhirnya saya baca juga ampe selesai. Emang sih banyak banget cerita yang bikin saya cekakak cekikik ampe ketawa-ketawa sendiri. Ok, it’s so raditya dika. Saya gak kaget. Hingga akhirnya saya berada di chapter terakhir buku ini. Chapter yang bikin saya mengemukakan pertanyaan monolog di otak saya. Is that you, raditya dika

Bahagia & Dian Sastrowardoyo

Apa itu bahagia? Semua orang menginginkannya. Hari ini saya mendapatkan sebuah pelajaran lagi tentang apa itu bahagia. *** Sebuah wawancara, Hitam Putih – Dian Sastrowardoyo “ Aku itu ambisius banget. Aku itu banyak mau. Tapi ternyata aku baru sadar dunia ini lebih enteng kalau kita gak terlalu ambisius-ambisius amat. Karena I have everything that I want to ternyata.” Waktu hamil, karirnya sedang berada di puncak. Awalnya agak menyalahkan kehamilan ini, tapi setelah syaelendra lahir dia bahagia sekali. Jika dirunut kebelakang, Dian adalah seorang yang ambisius dari kecil. Menurutnya, definisi ambisius adalah focus dan determine banget untuk mencapai apa yang dia mau. Dari umur 10 tahun dia sudah ingin sekolah di luar negeri more than anything in the world. Di umur segitu dia melakukan riset bagaimana caranya mendapatkan uang banyak agar bisa membiayai sekolahnya di luar negeri. Ternyata menjadi artis adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang banyak karena ibunya