Skip to main content

lovebird,parkit

“Burung parkit bernama latin Melopsittacus undulatus. nama ini diberikan oleh Shaw,seorang penulis buku Zoologi of New Holland. Melopsittacus berasal dari bahasa yunani,melos yang artinya nyanyian dan psittacua yang merupakan sebutan bagi kerabat burung betet. Sedangkan undulus dari bahasa latin yang berarti bercorak.

Untuk membudidayakan parkit, pilihlah parkit yang sudah berjodoh. Burung parkit yang berjodoh ditandai dengan perilaku mereka yang saling berdekatan dan saling menyuap. Parkit jantan akan lebih banyak mengeluarkan suara berisik jika sudah menemukan pasangan”

Wikipedia,2010

Bukan, saya bukan mau menjual burung parkit. Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari seekor parkit.

Tau ga? Ternyata burung parkit adalah burung yang sangat setia. Bisa dilihat dari data yang saya ambil dari Wikipedia bahwa untuk bisa membudidayakan parkit kita harus membeli parkit yang sudah berjodoh (ternyata tuhan pun menentukan jodoh seekor burung). Mereka adalah pasangan burung yang tidak bisa dipisahkan. Dan ternyata jika salah satu burung parkit mati, maka pasangannya akan ikut mati. Mengapa demikian? Katanya sih karena burung yang satunya lagi menderita karena sedih. Gileee romantis banget gak sih? Parkit, kemesraan mu melebihi Anang dan Syahrini.

Waw andai semua orang bisa seperti burung parkit. Bertahan dengan satu pasangan.

Eh tapi dipikir pikir, di dunia manusia pun ada yang seperti parkit. Romeo and Juliet. Ah tapi zaman internet begini bullshit banget kisah romeo dan Juliet atau seperti kisah si parkit masih ada. Kalo di persentasikan mungkin hanya 0,00000000000000001 %. Ya entahlah, apakah kalian termasuk dalam kategori 0,00000000000000001 % ? Tanya deh ama hati lu sendiri.

Parkit betina akan bersedih jika parkit jantan mati hingga dia pun ikut mati. Mungkin mereka ingin melanjutkan kisah cinta nya di surga.Hahaha ( ada gak ya binatang yang masuk neraka? ). Dan kalian tau, ternyata di di luar negeri burung parkit bernama LoveBird. Cocok!

Marilah kita menjadi the next parkit, setia dan bertahan dengan satu pasangan :)

Comments

Popular posts from this blog

Trip to Ujung Genteng

Tanggal 25, 26, 27 Januari kemaren, saya dan segerombolan anak kelas beserta beberapa pacar-pacar nya liburan ke Ujung Genteng. Asik bangeeettt!!!! \:D/ Whoaa akhirnyaaa kita berangkat juga. Kalau inget perjuangan H-3 sebelum keberangkatan, beuuh jangar. Migren kepala guee. Emang bener nih kata pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Sebelum keberangkatan, adaaa aja hambatannya. Mulai dari mobil yang kurang, kuota overload, gak nemu penginapan murah, nyampe kekhawatiran tentang cuaca yang lagi gak baguus. Perjalanan ke ujung genteng ini cuma ngabisin duit 115.000 per orang loh. Murah tapi bukan trip murahan. Haha. Jadi sebelum berangkat, saya kumpulin iuran wajib kami sebesar 115.000 per orang. Jadi buat pembayaran bensin, makan, dan penginapan, tinggal ambil dari uang kas yang disimpin di saya. Kita berangkat dengan 3 mobil. Mobil ijal, mobil ranti, dan mobil adri. Yang ikut ada 23 orang (saya,ranti,suhe, ica,oci, adi,adri,awal,opik,janu,ita,ijal,puji,ham...

Silencioso

Aku merasa canggung. Ku sibukkan diriku mencari kertas dan alat tulis yang berada di dalam tas. Berkali-kali aku bersandiwara menyeruput minuman kaleng yang sebenarnya sudah habis ku minum. Aku berpura-pura sibuk. Membuat berbagai coretan di atas kertas dengan pena. Tak jelas apa yang ku tulis, aku hanya sedang menunggu lelaki di depan ku ini mengutarakan sesuatu. Ku lihat dia sibuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Entah apa yang diambilnya, aku mencoba memperhatikan secara seksama. Wanita di depan ku tampak sedang kehausan, berkali-kali aku melihatnya menyeruput minuman kaleng yang tak kunjung habis. Sekarang dia sedang menuliskan sesuatu. Aku ingin bicara, tapi aku malu. Biarlah dia yang memulai pembicaraan. Satu per satu daun mulai berguguran sebagai pertanda kesunyian. Suara bising di sekitar tak mereka hiraukan. Lelaki dan perempuan ini masih terdiam. Saling mencuri pandang bergantian tak berani saling menatap. Lebih baik aku yang memulai...

Pesan Moral Manusia ½ salmon

Beberapa menit yang lalu saya baru aja selesai baca buku nya raditya dika yang baru yang judulnya manusia setengah salmon. Awalnya agak sinis ama isi buku ini. Saya pikir, “Ah paling buku humor guyonan biasa aja. Ala raditya dika aja lah gimana. Lumayan lah buat cekakak cekikik. Itung-itung hiburan.” Saya pun sempet nyesel sebelum membaca buku itu secara keseluruhan. Tau gitu beli buku lain yang lebih bermutu. Yang lebih berat. Yang kontennya ‘lebih pintar’. Pikir saya. Ibu saya pun sempet nanya pas saya mau bayar ke kasir. “ Jadinya beli buku itu? Ngasih manfaat gak?” Di dalem hati saya menjawab. Let me see. Setelah beberapa hari buku itu terbengkalai, akhirnya saya baca juga ampe selesai. Emang sih banyak banget cerita yang bikin saya cekakak cekikik ampe ketawa-ketawa sendiri. Ok, it’s so raditya dika. Saya gak kaget. Hingga akhirnya saya berada di chapter terakhir buku ini. Chapter yang bikin saya mengemukakan pertanyaan monolog di otak saya. Is that you, raditya dika...